Cari Blog Ini

Selasa, 26 November 2013

Ujian MID Semester

Nama : Reni Dewita Sari
NIM : A1C112030
Prodi : Pendidikan kimia  reguler
Angkatan : 2012



1. Jelaskan bagaimana suatu alkana misalnya metana (CH4) dapat direaksikan dengan suatu asam kuat,padahal alkana sukar bereaksi. Jelaskan upaya yang bisa dilakukan agar bisa bereaksi dengan asam tersebut dan apa hasilnya?
2. Suatu alkena bila dioksidasi akan menghasilkan suatu efoksida,bila efoksida tersebut  diasamkan senyawa apa yang akan trbentuk?
a. jelaskan oksidator apa yang digunakan ,dan asam yang digunakan untuk membentuk senyawa tersebut,bagaimana mekanismenya?
b. jelaskan kemungkinan potensi dari senyawa yg dihasilkan itu? Potensi biologiskah kimia,fisika dan matematika?pilih salah satu dan jelaskan!
3. Suatu alkuna dapat dibuat dari alkana. Jelaskan mengapa reaksi tersebut bisa terjadi? ( C2H6 menjadi C2H2 )


4. Senyawa aromatik sukar diadisi,tetapi apabila dibakar menghasilkan bilangan oktan yg tinggi. Mengapa demikian? Bandingkanlah bilangan oktan dari benzena dengan bilangan oktan pertamax!


NB:
POSTING DI BLOG, PRINT OUTnya di bawa minggu depan (waktu seminggu)!
Bagi yang tidak menyerahkan berarti tidak mengontrak !
Bagi yang tidak hadir harap untuk dititip!
Boleh bekerja sama tapi jawaban tidak boleh sama!
Bila diketahui jawaban sama, AKAN DIGAGALKAN!!!


Jawaban

1.Alkana (parafin) adalah senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis. Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana adalah sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan tunggal. Alkana yang paling sederhana adalah metana dengan rumus CH4
Secara umum, alkana adalah senyawa yang reaktivitasnya rendah, karena ikatan C antar atomnya relatif stabil dan tidak mudah dipisahkan. Tidak seperti kebanyakan senyawa organik lainnya, senyawa ini tidak memiliki gugus fungsional.Senyawa alkana bereaksi sangat lemah dengan senyawa polar atau senyawa ion lainnya. Konstanta disosiasi asam (pKa) dari semua alkana nilainya diatas 60, yang berarti sulit untuk bereaksi dengan asam maupun basa
Namun secara khusus dalam kondisi tertentu alkana dapat bereaksi dengan asam kuat, yaitu dengan reaksi sulfonasi dan nitrasi
·         Sulfonasi
Sulfonasi merupakan reaksi antara suatu senyawa dengan asam sulfat. Reaksi antara alkana dengan asam sulfat berasap (oleum) menghasilkan asam alkana sulfonat. dalam reaksi terjadi pergantian satu atom H oleh gugus –SO3H. Laju reaksi sulfonasi adalah H3 > H2 > H1.
Contoh:
 




·         Nitrasi
Nitrasi diartikan sebagai reaksi terbentuknya senyawa nitro atau masuknya gugus nitro pada suatu senyawa, Reaksi nitrasi analog dengan sulfonasi, berjalan dengan mudah jika terdapat karbon tertier, jika alkananya rantai lurus reaksinya sangat lambat.
 


2. Alkena diadisi dapat menghasilkan epoksida. Epoksida saat diasamkan  menjadi asam karboksilat.Epoksida dengan oksidator asam sulfat menghasilkan suatu diol/glikol. Untuk membuat suasana asam ada baiknya menggunakan  asam sulfat, karena asam ini tidak menghasilkan reaksi samping. Mekanisme reaksinya dapat dilihat pada gambar:


Etilen glikol adalah salah satu bahan kimia yang jumlahnya belum mencukupi kebutuhan industri di Indonesia. Etilen glikol sebagian besar digunakan sebagai bahan baku industri poliester yang merupakan bahan baku industri tekstil dan plastik. Selain itu kegunaan etilen glikol lainnya adalah sebagai bahan baku tambahan pada pembuatan cat, cairan rem, solven, alkyl resin, tinta cetak, tinta ballpoint, foam stabilizer, kosmetik, dan bahan anti beku. Produksi etilen glikol biasanya dilakukan dengan hidrolisis langsung etilenoksida, tetapi banyak kekurangan dalam proses ini salah satunya konversi etilenglikol rendah. Oleh karena itu, untuk menghasilkan etilen glikol maksimaldilakukan produksi etilen glikol dari etilen oksida dengan proses karbonasi.Proses produksi ini terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap awal, tahap karbonasi, tahap hidrolisis. pra rancangan pabrik Etilen Glikol ini direncanakan aka bereproduksi dengan kapasitas 70.000 ton/tahun dan beroperasi selama 330 hari dalam setahun.

3. Suatu alkuna dapat dibuat dari alkana dengan menggunakan reaksi eleminasi, Reaksi Eliminasi adalah reaksi penghilangan suatu gugus atom pada suatu senyawa. Pada reaksi elimiasi terjadi perubahan ikatan,yaitu ikatan tunggal –>ikatan rangkap
Contoh : CH3–CH2OH –> CH2=CH2 + H2O
Pada reaksi elimiasi teradi perubahan, ikatan tunggal  menjadi ikatan rangkap. Eliminasi merupakan reaksi yang mengubah jumlah substituent dalam atom karbon, dan membentuk ikatan kovalen.
Ikatan ganda dan ikatan rangkap tiga dapat dihasilkan dengan eliminasi gugus lepas yang cocok. Dalam mekanisme E1, gugus lepas terlebih dahulu melepas dan membentuk karbokation. Pembentukan ikatan ganda terjadi melalui eliminasi proton (deprotonasi). Dalam mekanisme E1cb, urutan pelepasan terbalik dimana proton dieliminasi terlebih dahulu. Dalam mekanisme ini harus ada keterlibatan basa.Reaksi dalam eliminasi E1 maupun E1cb selalu bersaing dengan substitusi SN1 karena memiliki kondisi reaksi kondisi yang sama.
Eliminasi E2
Mekanisme E2 memerlukan basa. Akan tetapi, pergantian posisi basa dan eliminasi gugus lepas berlangsung secara serentak dan tidak menghasilkan zat antara ionik. Berbeda dengan eliminasi E1, konfigurasi stereokimia yang berbeda dapat dihasilkan dalam reaksi yang memiliki mekanisme E2 karena basa akan lebih menyukai eleminasi proton yang berada pada posisi-anti terhadap gugus lepas. Karena kondisi dan reagen reaksi yang mirip, eliminasi E2 selalu bersaing dengan substitusi SN2.

4. Senyawa aromatik sukar diadisi karena cincin benzena stabil, hal ini sangat berbeda untuk senyawa yang memiliki ikatan rangkap. Ikatan rangkap pada molekul benzena tidak terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah (terdelokalisasi). Gejala ini dinamakan resonansi. Bilangan oktan (octane number) adalah ukuran dari kemampuan bahan bakar berfungsi mengatasi ketukan sewaktu terbakar dalam mesin. Nilai bilangan oktan 0 untuk n-heptana yang mudah terbakar, dan nilai 100 untuk isooktana yang tidak mudah terbakar
Bilangan oktan bensin dapat ditentukan melalui uji pembakaran sampel bensin untuk mengetahui karakteristik pembakarannya. Karakteristik tersebut kemudian dibandingkan dengan karakteristik pembakaran dari berbagai campuran n-heptana dan isooktana. Jika ada karakteristik yang sesuai, maka kadar isooktana dalam campuran n-heptana dan isooktana tersebut digunakan untuk menyatakan nilai bilangan oktan dari bensin yang diuji.
Komponen utama bensin adalah n-heptena (C7H16) dan isooktana (C8H18). Kualitas bensin ditentukan oleh kandungan isooktana (bilangan oktan). Bilangan oktan untuk n-heptana = 0 dan isooktana = 100.

Fungsi kandungan isooktana pada bensin
:
1.Mengurangi ketukan pada mesin
2.Meningkatkan efisiensi pembakaran sehingga energi yang dihasilkan lebih besar.

Bilangan oktan bensin dapat ditingkatkan dengan:
1.Memperbesar kandungan isooktana
2.menambah zat akditif antiketukan (TEL, MTBE dan etanol).

Benzena adalah salah satu komponen dalam minyak bumi, dan merupakan salah satu bahan petrokimia yang paling dasar serta pelarut yang penting dalam dunia industri. Karena memiliki bilangan oktan yang tinggi, maka benzena juga salah satu campuran penting pada bensin
Premium adalah bahan bakar dengan nilai oktan terendah di antara bahan bakar lain, yakni 88. Pada umumnya, Premium digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti: mobil, sepeda motor, motor tempel, dan lain-lain.
Premium
1. Menggunakan tambahan pewarna dye
2. Mempunyai Nilai Oktan 88
3. Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah banyak


Pertamax, seperti halnya Premium, adalah produk bahan bakar dari pengolahan minyak bumi. Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannnya di kilang minyak. Pertamax pertama kali dikenalkan pada tahun 1999 sebagai pengganti Premix 98 karena unsur MTBE yang berbahaya bagi lingkungan. Selain itu, Pertamax memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan Premium. Pertamax digunakan untuk kendaraan yang diproduksi setelah tahun 1990, terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converters.
Pertamax
1. Ditujukan untuk kendaraan yang menggunakan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal.
2. Untuk kendaraan yang menggunakan EFI dan catalyc converters.
3. Memiliki Nilai Oktan 92
4. Tidak mengandung timbal
5. Ethanol sebagai peningkat bilangan oktannya
6. Menghasilkan NOx dan Cox dalam jumlah yang sangat sedikit dibanding bahan bakar
minyak lain


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar